Sekarang, di bumi pertiwi ini, akan hadir novel fantasi lokal, karya Tasaro. Catat ya, karya anak lokal! Ada yang seru di sini. Pertama, adanya penulis lokal yang berani mengambil langkah berani dan inspiratif ini. Kedua, adanya penerbit yang sudah mulai ‘gila dan berani beda’ untuk mengusung tema ini. Tasaro sendiri sudah berhasil menghentakkan persastraan Indonesia dengan Galaksi Kinanthi, dan Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan. Maka lahirlah novel fantasi Nibiru dan Kesatria Atlantis. “Ini adalah novel berseri yang mengambil setting dunia Atlantis beberapa masa lalu dan diamblillah genre aksi-fantasi yang mengantarkan jagoan bernama Dhaca Suli.” Tulis Bambang Trim di Facebook mengenai novel ini. Beliau adalah General Manager for General Book di penerbit ini.
Sebagai awalannya,
Sinopsis : Nibiru dan Kesatria Atlantis
:: Tahun 13.359 Sebelum Masehi
Dhaca Suli tahu, kehancuran Kedhalu akan segera tiba. Ramalan kedatangan Nibiru hampir terpenuhi. Sang pembawa kiamat itu pasti muncul setiap 5.013 tahun; mengancam kehidupan dunia. Meski tampak mustahil, Dhaca bertekad untuk melawannya.
Ribuan tahun sebelum Avatar pertama lahir, Pulau Kedhalu yang terpencil telah dihuni oleh orang-orang yang memiliki kekuatan super zaman purbakala, bernama Pughaba. Mereka menguasai unsur alam, bermacam binatang, ruang dan waktu, ilmu menghilang, menyembuhkan luka, kekebalan, kekuatan raksasa, dan pengendalian pikiran.
Delapan Pugabha yang menjadi rebutan segala bangsa. Ketika ramalan tentang Nibiru membuat guncang dunia, penguasa Atlantis menyerang Kedhalu untuk menciptakan angkatan perang berkemampuan Pugabha.
Dhaca, mau tak mau mesti melupakan masa kanak-kanaknya. Demi mempertahankan Kedhalu, dia harus berhadapan dengan kekuatan adidaya pada saat itu: Atlantis dan Nibiru.
Melihat gambarnya, kita seperti melihat kisah Avatar: The Legend of Aang. Pada sosok bocah paling tengah adalah Dhaca Sulli (sungguh, saya berani jamin, bocah satu ini tidak ada hubungan darah apapun dengan pemain Opera Van Java, hanya karena nama belakangnya yang mirip dan potongan rambutnya yang juga identik), menggenggam sebilah pedang yang saya jamin pasti berkekuatan dahsyat. Mungkin dia juga punya nama sendiri macam Nagapuspa atau Excalibur. Saya tidak tahu apa makna dari coretan di wajah Dhaca Sulli. Kalau dalam legenda keromawian di Centurion, itu bernama Picts, yaitu ritual sakral untuk memburu musuh hingga darah penghabisan. Misinya satu: lebih baik mati daripada pulang dengan kegagalan. Kemudian seperti melihat sosok Aang di sebelah kanannya, dan Katara di sebelahnya lagi. Sedangkan yang kiri, saya justru seperti melihat seorang bocah yang keranjingan main game Darksider (Hei, tangan kirinya sangat sama bukan?) Dan yang paling ujung, Toph, pengendali tanah (sepertinya di antara barisan bocah di sini, dia yang paling tua yah?). Tapi apakah seperti itu? Tentu saja bukan. Tapi, karena saya juga belum baca, dan baru menunggu kirimannya dari Metamind (yang ini pun tidak ada hubungannya sama sekali dengan Megamind-nya Brad Pitt, hahaha), saya belum bisa memberikan gambaran ceritanya. Di gambar ini, saya pun yakin setiap karakter menyimpan legendanya sendiri-sendiri. Lihatlah mengapa mereka mengenakan ikat pinggang dengan bandul yang berbeda-beda, atau mengapa hanya bocah laki-laki saja yang memakai kalung. Saya kira itu mewakili dari setiap peran dan kekuatan mereka di novel aksi-fantasi ini.
Ini akan memberikan spirit baru dalam dunia baca, khususnya anak dan remaja kita. Novel fantasi karya anak lokal ini akan mewabah (mungkin Nibiru Fever layaknya Bieber Fever), karena saya yakin banyak penulis yang memiliki ketertarikan menulis dengan tema semenantang dan seseru ini.
So, mari sama-sama menyeksamai kedahsyatannya yang kabarnya telah dirilis tanggal 11 Desember 2010.. kmarin~* Re post:
Nibiru dan Kesatria Atlantis
0 komentar:
Posting Komentar
what your opinion?